maaf belum dibuat..... tunggu beberapa saat lagi....
Baca Selengkapnya »» »» »» »»
El Nudha: Medianya Remaja Mushalla Nurul Hudha
* Penulis adalah mantan ketua MNH periode...?
Nyatakan Jihad Melawan Korupsi
Jihad secara bahasa bermakna 'mencurahkan segala kemampuan' (Al Munawwir, 1984). Secara istilah, jihad ialah mencurahkan segala potensi yang dimiliki untuk menegakkan agama Allah SWT (Yunahar Ilyas, 2006). Dalam konteks saat ini, seharusnya istilah 'mati syahid' bukan hanya diberikan pada mereka yang berjihad melalui medan pertempuran, tetapi diperuntukkan juga bagi para pejuang yang memiliki komitmen tinggi untuk memberantas korupsi. Hal ini sangatlah penting diperhatikan, mengingat dampak korupsi yang begitu dahsyat dan melebihi kerugian di medan pertempuran secara fisik. Lebih dari itu, korupsi berimbas pada demoralisasi, dehumanisasi, dekonstruksi agama, kemiskinan dan lumpuhnya sistem hukum/peradilan.
Urgensi perang melawan korupsi didasarkan atas semangat doktrin agama yang mengutuk segala bentuk korupsi. Ketika program virus anti korupsi yang didesain pemerintah, seperti lembaga/undang-undang maupun inpres dibuat lumpuh oleh ganasnya zombie korupsi, maka saat itulah momentum yang tepat untuk mengikrarkan bersama bahwa korupsi adalah common enemi (musuh bersama) yang harus diberantas bersama melalui langkah konkret berupa perang suci (holy war).
Pertanyaan kemudian, bagaimana cara berjihad melawan korupsi? Rasulullah SAW telah memberikan sinyalemen kepada kita tentang pentingnya 'jihad akbar' melawan hawa nafsu. Hal ini berawal dari pernyataan langsung ketika Nabi SAW bersama para sahabatnya yang baru pulang meraih kemenangan pada salah satu pertempuran di medan perang: "kita kembali dari jihad terkecil menuju jihad terbesar, yakni jihad melawan hawa nafsu".
Pernyataan Nabi SAW di atas, mengindikasikan bahwa hawa nafsu yang liar lebih berbahaya dibandingkan perang secara fisik. Bahkan, piranti peperangan, seperti pesawat tempur, senjata pemusnah massal, bom, rudal, tank, senapan maupun granat yang dapat menewaskan ratusan, bahkan ribuan manusia dengan hitungan detik, masih dikategorikan 'jihad kecil'. Begitu beratnya berjihad mengendalikan hawa nafsu, sampai-sampai Rasulullah SAW sebagai pemimpin revolusi sejati mewasiatkan agar setiap manusia berhati-hati mengontrol hawa nafsu. Hawa nafsu yang melekat pada setiap orang jika tidak dapat dikontrol dengan baik, akan membawa sifat negatif (egois, rakus, haus akan harta, pangkat dan jabatan) yang berujung pada usaha serba instan dan dilarang agama berupa korupsi, yang bahaya jauh lebih besar dari pada pertempuran di medan laga.
Desain Program Anti Virus Korupsi
Dalam konteks perang suci atau jihad melawan korupsi melalui manajemen hawa nafsu tercermin dalam usaha konkret membentengi diri dengan sikap antikorupsi, yang terdiri dari empat aspek, yakni amanah, shiddiq, adil dan taqwa. Amanah berarti ‘dapat dipercaya’.
1) Amanah seakar dengan kata iman, karena lahir dari kekuatan iman. Semakin menipis keimanan seseorang maka semakin pudar pula sifat amanah pada dirinya (Yunahar Ilyas, 2006). Jika iman seseorang lemah dan memegang jabatan strategis, berhati-hatilah, dia rawan terperosok pada lembah korupsi.
2) Shiddiq berarti ‘benar,’ ‘sah,’ ‘tetap’ dan nyata’ (Atabik Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdhor,2003). Sikap shiddiq meliputi benar hati, perkataan dan perbuatan. Lawan dari shiddiq ialah khianat. Khianat termasuk bibit korupsi karena terdapat unsur distorsi (pemutarbalikan fakta). Hal ini sangat jelas dilarang oleh Allah SWT sebagaimana yang diterangkan dalam QS. Al Anfal 27 di atas. Akhir-akhir ini, sikap shiddiq semakin jarang ditemukan, dengan indikasi semakin banyaknya tindak manipulasi laporan maupun mark up dana.
3) Adil berarti ‘sikap tengah-tengah' (Al Munawwir, 1984). Seorang muslim harus mampu menempatkan sesuatu dengan prinsip keseimbangan (‘adl) sesuai dengan hak dan kewajiban. Implikasi dari sifat adil ini akan terlihat dalam aktifitas sehari-hari, misalnya tidak mau menghambil sesuatu melebihi haknya dan tidak mau merugikan orang lain. Sikap inilah yang mampu menghindarkan dari perilaku korupsi karena korupsi pada dasarnya merupakan bentuk tindakan yang merampas hak-hak orang lain untuk kepentingan pribadi/golongan.
4) Taqwa secara bahasa berarti ‘takut,’ ‘berhati-hati’ dan ‘waspada,’ sedangkan menurut istilah taqwa bermakna penjagaan diri dari sesuatu yang tidak baik (Muhammad Azhar, 2004). Taqwa berfungsi sebagai pelindung bagi seseorang agar tidak melakukan tindakan korupsi dengan melalui analisis indikator taqwa, yaitu menjalankan segala perintah Allah swt. dan menjauhi segala larangan Allah swt.
Keempat program virus anti korupsi ini harus mampu diinternalisasikan dalam setiap individu, dimulai dari hal yang sederhana. Misalnya, memegang teguh janji, menjaga barang titipan, memberikan keterangan secara transparan, tidak mencontek, guru/dosen memulai dan mengakhiri pelajaran sesuai dengan jadwal, tidak memanipulasi data laporan keuangan, memberikan uang saku kepada anak dengan adil tanpa sifat pilih kasih, tidak mengurangi barang dagangan di timbangan, dan lain sebagainya.
Selain itu, desain program anti virus korupsi tersebut perlu didukung dengan sikap zuhud dan wara’ yang pernah dicontohkan oleh Khalifah Umar bin Khattab. Misalnya, pada suatu waktu beliau menjadi khatib jum’at dan datang terlambat. Kemudian beliau bergegas datang dan memakai jubah tambalan yang tidak kurang dari 21 tambalan, sedang di dalamnya kemeja yang masih basah karena baru dicuci. ”Maaf saya terlambat karena kemeja ini,” ucapnya kepada hadirin, ”Saya harus menunggu kering, karena saya tidak memiliki kemeja lainnya”. Di lain waktu, beliau juga terbiasa menggiring sendiri unta-unta baitul maal dari kandangnya ke padang gembala dan sebaliknya, lantaran begitu khawatir akan hilangnya harta rakyat tersebut (Zainal Arifin Thoha, 2004).
Suatu ketika, harta rampasan perang (ghonimah) yang melimpah tiba di Madinah. Hafshah, putri Umar bin Khattab dan janda Rasulullah mendekati sang ayah dan berbisik. "Aku kerabat terdekat ayah dan karenanya aku datang ke sini untuk meminta bagianku dari harta rampasan perang ini". Khalifah Umar menjawab, "Anakku, harta rampasan ini milik negara. Bagianmu ada pada harta kekayaanku, bukan pada harta rampasan perang. Tolong jangan mencoba membohongi ayah lagi". Kedua pipi Hafshah memerah menahan malu mendengar jawaban halus sang ayah. Lalu ia pun mundur teratur dari kerumunan massa. (Muhammad Azhar, 2004).
Masih banyak kisah teladan lain yang dapat dijadikan referensi dan spirit untuk mencegah tindakan korupsi. Melalui penanaman sikap tersebut, tanpa sadar kita telah berusaha memanage hawa nafsu, dan lambat laun akan berkembang sebagai antibodi yang berfungsi sebagai instrumen untuk menganalisis perilaku anti korupsi dan menolak segala bentuk korupsi dalam konteks yang lebih luas. Tentunya, desain program anti virus korupsi yang menitikberatkan pada managemen hawa nafsu adalah salah satu metode dari sekian banyak metode yang sudah ada. Artinya, harus didukung dengan perangkat lain, seperti hukum, agama, undang-undang, inpres maupun partisipasi masyarakat.
Ikhtitam
Para pembaca yang budiman, marilah bersama-sama niatkan diri untuk berjihad melawan korupsi dengan mengakses gratis program anti virus korupsi mulai sekarang juga. Semoga Allah SWT memihak kepada kita yang berjihad menegakkan agama-Nya. Dengan segala keterbatasan penulis, saya memohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga bermanfaat.
Wallau'alam bishshowab.
(materi kajian remaja, diringkas oleh Fatin&Aulia)
Seorang pendakwah yang tangguh bukanlah sebagai seorang da’i yang tahan akan pukulan atau banting. Adda’wah sayansi …… kegiatan itu akan ada dan akan selamanya ada. Apa itu dakwah? DA’A…YAD’U… yaitu “mengundang atau mengajak”, banyak ulama yang menganjurkan kegiatan yang baik ini (jumhur ‘ulama) dan istilah dakwah hanya dipakai sebagai untuk mengajak kebaikan.
Dakwah dibagi menjadi :
1. Dakwah bil maqal
2. Dakwah bil hal
Dakwah dengan tindakan lebih efektif dari dakwah yang lainnya. Misalnya banyak suatu kegiatan social yang dibungkus dengan kegiatan dakwah. Misalnya shalat jamaah adalah sebagai salah satu dari bentuk lain dakwah yang sangat jelas dan mempunyai nilai
Bagimana seorang pendakwah yang tangguh?
1. keahlian yang nyata (hard skill)
Bahasa sangat penting untuk bisa menyampaikan informasi yang akan disampaikan satu sama lain antara pendakwah dengan yang diajak dakwah. Yaitu dengan banyaknya kita mengetahui banyak bahasa merupakan salah satu srana yang utama melakukan dakwah itu sendiri. Likulli maqamul maql.. setiap tempat mempunyai bahasa. Misalnya bahasa Indonesia saja sudah mencakup banyak suku dan bahasa daerah yang berbeda-beda.
2. keahlian yang halus atau kecil (soft skill). Setiap orang harus mempunyai:
a. ethic..istiqomah..ittiqodulil hallul wal qoul..
b. bi’aini rahmah memandang dengan kasih saying. Ketika ada banyak orang yang kekurangan secara materi atau pun non materi hendaknya kita saling melengkapi dan menolong.
c. mempunyai kemampuan komunikasi yang bagus dan baik sebagai sarana penyaluran
d. leadership skill; jiwa kepemimpinan itu akan tumbuh dengan adanya keorganisasian yang digeluti dan diikuti, sebagai serana pengembangan diri dan potensi yang dimiliki setiap manusia.
e. logic;
f. keterampilan kerjasama atau team work;
g. mempunyai rasa optimisme. Berfikir optimisme terhadap tingkah laku yang hendak dia lakukan baik personal maupun orgnaisasional.
Seorang da’I harus mempunyai sifat yang kreatif dan inofatif. Misalnya dalam pengemasan waktu dan tempat serta aktualisasinya. Seorang da’I juga harus mempunyai semangat yang lebih, wafauqo kullu dzilli allif ……
Manajemen perlu dan sangat dipentingkan untuk diterapkan dalam kegiatan berdakwah. Banyak kegiatan yang dapat kita kerjakan dalam waktu 24 jam. Baik hal yang dipandang berguna untuk msyarakat maupun tidak.
Contoh kecil saja kita melihat kegiatan selama di jogja.
• Visi sebagai tujuan dakwah
• Aksi suatu tindakan real dalam mewujudkan tujuan yang telah direncanakan dan
• Gairah suatu motivation atau ghiroh… dan tanpa adanya gairah seperti orang yang melamun.
Katakanlah, “Inilah jalanku, aku mengajak kalian kepada Allah dengan bashiroh,
aku dan pengikut-pengikutku – mahasuci Allah,
dan aku bukan termasuk orang-orang yang musyrik”.
Ikhwah wal Akhawat, Para Da`ie !!
Jalan dakwah panjang terbentang jauh ke depan
Duri dan batu terjal selalu mengganjal, lurah dan bukit menghadang
Ujungnya bukan di usia, bukan pula di dunia
Tetapi Cahaya Maha Cahaya, Syurga dan Redha Allah
Cinta adalah sumbernya, hati dan jiwa adalah rumahnya
Pergilah ke hati-hati manusia ajaklah ke jalan Rabbmu
Nikmati perjalanannya, berdiskusilah dengan bahasa bijaksana
Dan jika seseorang mendapat hidayah keranamu
Itu lebih baik dari dunia dan segala isinya…
Ikhwah wal Akhawat, Para Junudud Dakwah !!
Pergilah ke hati-hati manusia ajaklah ke jalan Rabbmu
Jika engkau cinta maka dakwah adalah FAHAM
Mengerti tentang Islam, Risalah Anbiya dan warisan ulama
Hendaknya engkau fanatik dan bangga dengannya
Seperti Mughirah bin Syu’bah di hadapan Rustum Panglima Kisra
Jika engkau cinta maka dakwah adalah IKHLAS
Menghiasi hati, memotivasi jiwa untuk berkarya
Seperti Kata Abul Anbiya, Sesungguhnya sholatku ibadahku, hidupku dan matiku semata bagi Rabb semesta”
Berikan hatimu untuk Dia, katakan “Allahu ghayatuna”
Jika engkau cinta maka dakwah adalah AMAL
membangun kejayaan ummat bila dan di mana saja berada
yang bernilai adalah kerja bukan semata ilmu apalagi lamunan
Sasarannya adalah perbaikan dan perubahan, al ishlah wa taghyir
Dari diri pribadi, keluarga, masyarakat hingga negara
Tingkatkan kerja secara tertib untuk mencapai nusrah dari Allah Jika engkau cinta maka dakwah adalah JIHAD Sungguh-sungguh di medan perjuangan melawan kebatilan
Tinggikan kalimah Allah rendahkan kalimah syaitan durjana
Kerja keras tak kenal lelah adalah rumusnya,
Tinggalkan kemalasan, lamban, dan berpangkutangan
Jika engkau cinta maka dakwah adalah TAAT
Kepada Allah dan Rasul, Alqur-an dan Sunnahnya
serta orang-orang bertaqwa yang tertata
Taat adalah wujud syukurmu kepada hidayah Allah
karenanya nikmat akan bertambah melimpah penuh berkah
Jika engkau cinta maka dakwah adalah TADHHIYAH,
Bukti kesetiaan dan kesiapan memberi, pantang meminta
Bersedialah banyak kehilangan dengan sedikit menerima
Karena yang disisi Allah lebih mulia, sedang di sisimu fana belaka
Sedangkan tiap titisan keringat berpahala lipat ganda
Jika engkau cinta maka dakwah adalah THABAT,
Hati dan jiwa yang tegar walau banyak rintangan
Buah dari sabar meniti jalan, teguh dalam barisan
Istiqomah dalam perjuangan dengan kaki tak tergoyahkan
Berjalan lempang jauh dari penyimpangan
Jika engkau cinta maka dakwah adalah TAJARRUD
Ikhlas di setiap langkah menggapai satu tujuan
Padukan seluruh potensimu libatkan dalam jalan ini,
Engkau da’i sebelum apapun adanya engkau
Dakwah tugas utamamu sedang lainnya hanya sampingan
Jika engkau cinta maka dakwah adalah TSIQOH
Kepercayaan yang dilandasi iman suci penuh keyakinan
Kepada Allah, Rasul, Islam, Qiyadah dan Junudnya
Hilangkan keraguan dan pastikan kejujurannya…
Karena inilah kafilah kebenaran yang penuh berkah
Jika engkau cinta maka dakwah adalah UKHUWAH
Lekatnya ikatan hati berjalin dalam nilai-nilai persaudaraan
Bersaudaralah dengan muslimin sedunia, utamanya mukmin mujahidin
Salamatus Shodri merupakan syarat terendahnya, Itsar bentuk tertingginya
Dan Allah yang mengetahui menghimpun hati-hati para da’ie dalam cinta-Nya
berjumpa karena taat kepada-Nya
Melebur satu dalam dakwah ke jalan Allah,
saling berjanji untuk menolong syariat-Nya
Ketika aku mohon pada Allah kekuatan, Allah memberiku kesulitan agar aku menjadi kuat.
Ketika kumohon pada Allah kebijaksanaan, Allah memberiku masalah untuk kupecahkan.
Ketika kumohon pada Allah kesejahteraan, Allah memberiku akal pikiran untuk berfikir.
Ketika kumohon pada Allah keberanian, Allah memberiku kondisi bahaya untuk kuatasi.
Ketika kumohon pada Allah cinta, Allah memberiku orang2 bermasalah untuk kutolong.
Ketika kumohon pada Allah bantuan, Allah memberiku kesempatan.
Aku tak selalu menerima apa yang kuminta, tetapi aku menerima segala yang kubutuhkan.
Tadi malam di Mushalla tercinta ini diadakan Peringatan Mulid Nabi. Adapun yg menjadi penceramah/pengisi mauidlotul hasanah dalam acara tsb adalah Ust Aminuddin Aziz. Sesuai dng momennya yakni utk memperingati hari kelahiran baginda Nabi Mulia, tema yg diusung oleh beliau adalah seputar "Nabi sbg Uswatun Hasanah". Diiringi dng uraian2 motivatif, beliau mengingatkan kepada para jamaahnya agar mengikuti perilaku baginda Nabi dalam segala aspek kehidupan, terutama dalam hal2 yg nampak kecil seperti hubungan kita dng tetangga, shalat berjamaah dan lain2. Sekalipun agak kocak namun substansi dari apa yg beliau sampaikan tdk hilang.
Dalam acara tsb terlihat bahwa ternyata jamaah MNH masih lumayan banyak. Acara tsb dihadiri oleh para ibu2 dan para remaja. Disamping acara inti (mauidlotul hasanah) ada bbrp acara lainnya, yakni pelantikan pengurus jamaah ibu2 (Bu Edi, Bu Muji, dan Bu Sairin), pemberian penghargaan (Guzee dan McAnam), dan Hiburan (TPA Baitul Rahim).
Ada sesi yg sangat menarik dalam acara tsb yakni pembagian doorprize yg diberikan oleh mbak Ifah. Terpilih sebagai hadirin yg paling duluan datang dalam acara tsb adalah Ibu Hadi Tumiso; sebagai penanya terbaik adalah ibu Bekti; sebagai penjawab pertanyaan yg benar (pertanyaan penceramah) adalah ibu Sri dan ibu Abdullah/Rubiyah. Selamat utk para pemenang!!! :-)
Seandainya tidak ada Jihad tentulah bumi ini rusak dan tentulah Masjid-masjid di robohkan. Perseteruan antara Al-Haq dan Al-Bathil adalah ketentuan yang pasti berjalan, dan selalu saja Ahlul Bathil jumlahnya lebih banyak dari Ahlul Haq, sedangkan kekalahan mereka itu dan penghadangan kejahatan mereka tidaklah mengkin berhasil kecuali dengan Al-Jihad.
Banyak dari manusia tidak tunduk terhadap Al-Haq tanpa kekuatan yang menggiring mereka terhadap hal itu, dan Al-Jihad fi Sabilillah terus berlangsung sampai hari kiamat. Ia adalah jalan kejayaan dan kemenangan umat ini, dan bagaimanapun di tebar duri-duri rintangan di depan lajunya dan bagaimanapun musuh-musuh Islam berupaya keras dalam memeranginya, meleyapkan pilar-pilarnya, menindas para pemeluknya, mengusir mereka, memfitnah mereka, menuduh mereka dengan kekurangan dan cacat, mencap mereka sebagai Ahlul Ghuluw, militan dan teroris, maka tetap tidak akan berhenti alur langkahnya dan akan nampak cahayanya, akan melebar pengaruhnya dan ia akan tegak berdiri selagi masih ada siang dan malam dengan kemulian orang yang mulia atau kehinaan orang yang hina, dan masalahnya berkisar pada kemenangan atau kesyahidan.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda: “akan senantiasa sekelompok dari umatku berperang di atas Al-Haq, mereka menang atas orang yang merintangi mereka sampai golongan yang terakhir dari mereka memerangi Al-Masih Ad-Dajjal.” [di riwayatkan oleh Abu Dawud dari Jalur Hammad Ibnu Salimah dari Qotadah dari Mutharrif dari ‘Umrah Ibnu Hushain dari Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam].
Dan ada dalam shahih Imam Muslim [no.1922] dari jalur Muhammad Ibnu Ja’far, telah mengabarkan kepada kami Syu’bah dari Hammak ibnu Harb dari Jabir Ibnu Samurah bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda: “Akan senantiasa Dien ini tegak, berperang untuk mempertahankannya sekelompok dari kaum muslimin sampai hari kiamat tiba”.
Dan Muslim meriwayatkan [no.1924] dari jalur Yazid Ibnu Habib, telah memberi tahu saya Abdurrahman Ibnu Syumasah Al-Mahry dari Uqbah Ibnu Amir bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda: “senantiasa sekelompok dari umatku berperang di atas urusan Allah, mereka mengalahkan musuhnya, tidak memudharatkan orang yang menyelisihi mereka, sampai datang kiamat kepada mereka, sedang mereka tetap di atas hal itu”.
Mushalla Nurul Hudha - Copyright © 2008 · Theme by Brian Gardner · Bloggerized by Zona Cerebral and GirlyBlogger